Minggu, 15 Maret 2009

pentingnya pelajaran sex

Pada usia 10 - 14 tahun anak mulai mengalami perubahan fisik dan psikologis karena pubertas. Perlu kita tahu karena perbaikan gizi pada saat ini maka masa pubertas menjadi lebih cepat. Selain anak dan remaja mudah sekali mengakses informasi menyesatkan tentang seks dari bacaan, vcd porno, hand phone, internet.

Pendidikan seks di rumah itu akan membentuk karakter dan membentengi anak itu sendiri. Orang tua adalah pendidik seks yang penting. Pengajaran yang terbaik kepada seorang anak terjadi pada "Saat-saat yang tepat untuk mengajarkannya" ketika diskusi dan petunjuk terjalin secara alamiah dengan peristiwa dan kebutuhan kehidupan sehari-hari.

Pesan-pesan pertama merupakan pesan yang paling kuat. Jauh lebih kuat untuk membentuk pandangan anak tentang seksualitas sejak permulaan daripada mengoreksi penyimpangan-penyimpangan yang mereka ambil di dunia ini. Pesan-pesan yang tepat dan gamblang jauh lebih baik daripada pesan-pesan yang samar-samar dan tidak jelas

Orang tua harus mampu menjelaskan masalah seks sejak anak pra sekolah sesuai dengan tingkat pemahamannya. Saat pra sekolah misalnya anak balita bisa dijelaskan perbedaan laki-laki dan perempuan yang merupakan ciptaan Tuhan yang mulia. Selain juga menyebut organ seks dengan benar dan tak terkesan jorok/kotor. Usia SD orangtua bisa menjelaskan proses pembuahan dan pertumbuhan embrio, masa akil balik yang disertai mimpi basah dan menstruasi.

Saat anak usia remaja orang tuan bisa menjelaskan tujuan Tuhan menciptakan seks, mengarahkan persahabatan yang wajar antar jenis, keterampilan untuk menghindari ke arah percumbuan dan dorongan seksual dan menghindari pergaulan yang buruk (free sex, homo, lesbi).

Anak-anak juga perlu ditunjukkan konsekuensi dari seks bebas yaitu AIDS, kehamilan usia dini, aborsi, penyakit seksual. Cara yang paling tepat melawan pornografi adalah melalui pendidikan seks dalam keluarga dan institusi agama.

Apa yang Harus Kita Lakukan

Akhirnya sebagai orangtua kita harus peka terhadap perubahan perilaku anak, meluangkan waktu cukup untuk anak, selalu membuka diri sehingga anak tak takut bercerita apa yang dirasakannya.

Melalui obrolan sehari-hari kita bisa menggali situasi pengetahuan/pengalaman anak dan mendiskusikan kasus-kasus yang nyata di lingkungan kita yang ada hubungannya dengan kasus KTD (kehamilan tidak diinginkan) misalnya jauhkan dari kesan tabu. Kita seharusnya bisa menjelaskan permasalahan seks dengan sehat dan bermartabat.

Bahkan jika kita mendapati anak-anak mengkonsumsi pornogragi selayaknya kita mendiskusikan dengan bijak tidak langsung memarahinya. :-)
(kaya tmn gue ketauan langsung dimarahin,pi gw g kan ortu gw g tau :-) :-) :-) ya pi sekarang gw dah tau dampak dan jeleknya nonton bokep)

Bahkan bila siap kita bisa mengajak anak usia remaja melihat proses fisiologis (bukan vcd porno) dan menerangkan dengan benar. Karena jika anak-anak mendapatkan hal itu di luar tentu akan berdampak negatif tak ada yang bisa menjelaskan secara benar.

Jadi bukan zamannya lagi menerangkan pada anak balita bahwa adik dibawa oleh burung bangau yang mampir ke rumah saat malam tiba. Siapkah kita? Harus siap dari pada kecolongan ...

blank_er : minta tolong dunk yg tau ngatasinya pkran2 ktor yg kbawa setelah gw pernah nonton tu bokep ya emg stlah gw g nonton seh g begitu sering muncul pkiran2 kya gtu pi klo liad djln da yg pke pkean .... jd suka ...... minta ya komentarnya!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank yg dah komentar